SMK Mikael??
SMK Khatolik St. Mikael, Surakarta. Hanya sering mendengar nama itu
waktu SD dan SMP. Tak tahu itu sekolah macam apa, lokasinyapun tidak
tahu. Tapi waktu kelas IX banyak orang bilang kalau SMK yang bagus
itu SMK Mikael. Ya aku ikut aja, “yang penting bukan SMA”,
pikirku waktu itu. Karena mengingat ekonomi keluarga yang pas-pasan,
dan aku tidak tahu besok bisa kuliah apa tidak, aku memutuskan masuk
SMK. Tapi ya masih bingung mau masuk SMK mana, di Solo kan SMK
banyak. Mulai aku tanya-tanya ke orang disekitarku SMK mana yang
bagus, dan mereka menyarankan SMK Mikael. Meski tidak tahu tapi tetep
nekat aja masuk ke Mikael. Hahaha
Awal dari segala sesuatu.
September 2009. Aku diberitahu teman sebangkuku kalau brosur dari
Mikael sudah ada di ruang kesiswaan. Ku ambil satu dan kubaca didalam
kelas. Teman-teman dekatku jadi rame dan ikutan pinjam lalu salah
satu dari mereka menyarankan masuk jalur prestasi. Semula aku ragu..
karena kupikir jalur prestasi untuk orang yang punya prsetasi
tertentu. Ternyata hanya standart nilai yang lebih tinggi dari jalur
biasa. Sesampainya dirumah, aku langsung memberitahu orang tuaku, dan
besoknya aku mulai mempersiapkan segala persyaratan untuk mendaftar.
Hari itu hari Jumat, lupa tanggalnya tapi saat itu aku datang ke SMK
Mikael bersama ayahku. Sedikit bingung mencari lokasinya karena
berada ditengah kampung. Diukur tinggi dan berat badanku, serta dicek
aku buta warna apa tidak. Setelah itu kuserahkan hasil raport untuk
syarat jalur prestasi. Masih kuingat aku mendapat nomor peserta 1067.
Beberapa hari kemudian tiba waktunya ujia tertulis masuk jalur
prestasi. Hanya sedikit orang dari SMP ku yang mendaftar, dan itupun
aku tidak terlalu mengenal. Kelas yang digunakan saat itu AS2, dan
yang menjaga pak Dias. Ujian dimulai, karena Japres soalnya hanya
gambar teknik, psikotest, dan mesin. Sedikit pesimis saat ujian mesin
karena trigonometri keluar dan aku tidak tahu sama sekali. Test
berlanjut ke wawancara. Mendapat nomor yang dibilang belakang, aku
harus menunggu sampai jam 1 siang. Test wawancara lancar :D. Dan aku
pulang sekitar jam2.
Pengumuman hasil test hari jumat seminggu setelah test. Aku melihat
melalu web SMK Mikael, dan ternyata aku lolos. Lanjut ke test
selanjutnya, yaitu kesehatan. Hari test kesehatan waktu itu Sabtu di
SMK Mikael. Aku harus ijin pulang lebih awal untuk mengikuti test
ini. Dan yang tak terlupakan adalah aku hampir pingsan sesaat setelah
diambil darah. Seminggu berlalu dan aku lolos. Senag rasanya apalagi
saat itu aku adalah orang pertama dikelasku yang sudah diterima di
jenjang berikutnya. Bahkan temanku yang mndaftar di SMA PL Vanlith
dan SMA 3 Solo belum pengumuman. Hahahaha.
Tahun pertama, Tahun ter......
MOS Mikael adalah MOS tergila. Tidak ada sekolah lain yang berani
melakukan MOS seperti ini selain Mikael. Gundul, kaos saringan tahu,
kaos kaki bola beda sebelah, celana super pendek, itulah gambaran
singkat kami waktu itu. Kakak-kakak kelasnya sangar semua. Berangkat
subuh pulang sore menjelang malam. Masih disuruh mencari barang yang
tak masuk diakal. 3Hari MOS menurutku adalah hari terburuk sepanjang
hidupku. Hahahaha. Hari pertama masuk sekolah masih bingung
menyesuaikan diri. Dan untuk sesaat aku berpikir aku tidak cocok
berada disini. Orang-orang yang kasar dan berangasan, mereka yang
banyak omong. Semua tipe-tipe orang yang kuhindari dari kecil berada
disini. Muak rasanya waktu itu. Tapi aku harus berusaha sabar dan
menjaga hubungan satu sama lain, dan belajar bertoleransi dengan
mereka yang seperti itu.
Kelas X. Kaget waktu pertama masuk karena ada sistem shift, lalu
kelas X adalah nerakanya bengkel karena ada praktek kerja bangku
alisa ngikir. Yah waktu itu kujalani aja dengan biasa aja meski
banyak waktu yang over. Awal masuk sedikit tidak terlalu cocok dengan
teman-teman. Apalagi ada yang mulai membentuk kelompok yang dengan
membanggakan aktivitas merokok. Itu sisi buruknya. Sedangkan sisi
baiknya, yang pertama bisa pamer ke teman SMP kalau tiap sabtu libur.
Hahahaha. Yang kedua untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupku aku
mendapatkan tropi juara. Sebenarnya itu cuma ranking nilai bengkel
sekelas, tapi bagiku sangat berarti. Dan juga untuk pertama kalinya
aku rangking 1 selama aku bersekolah. Waktu SD saja aku rangking 40
dari 40 siswa, itu karena kelas unggulan dan aku tidak dapat bersaing
dengan mereka. Sedangkan SMP maksimal hanya rangking 7. Tiba-tiba ada
orang bilang aku rangking 1 paralel, aku kaget dan tidak percaya.
Gara-gara berita itu aku jadi cukup dikenal teman-teman seangkatan.
Tapi sampai sekarang aku juga belum tahu pasti itu benar atau tidak.
Kelas gambar (Drafter Class).
Masuk kelas gambar adalah tujuan saya waktu kelas X. tidak ada
perencanaan sih, karena juga baru tahu setelah masuk Mikael.
Sebenarnya alasannya sepele, praktek gambar menurutku kerja otak
sedangkan praktek bengkel kerja otot. Karena kecenderunganku yang
lebih suka berpikir daripada berolah raga jadi saya pilih kelas
gambar. Memang kelihatan beda di kelas XI ini dan kelas X, terutama
siswanya. Ada sih mereka yang urakan, tapi tidak se ekstrem dikelas
X. Mereka semua bersahabat tidak ada yang merasa sok berkuasa.
Dikelas gambar ini aku lebih mudah bersosialisasi. Karena teman-teman
saling terbuka jadi lebih enak diajak kerja sama.
Semester 2 adalah hal yang kutunggu saat kelas XI karena kelasku
prakteknya full gambar, tidak di mesin. Satu kelas dibagi 2 kelompok.
Kelompok besar dan kelompok kecil. Dan masuknya selan-seling. Karena
dibagi ini, aku jadi lebih akrab dengan teman-teman kelompok besar,
dan kurang dekat dengan mereka yang kelompok kecil. Jadi kadang saat
praktek berlangsung kita jadi tidak saling kenal, tapi saat teori
kita jadi satu bagian lagi. Oh iya, di semester1 lalu guruku pernah
berkata kalau 1 diantara kami akan mewakili sekolah untuk LKS (Lomba
Ketrampilan Siswa). Dari situ disemester 2 aku terpacu untuk
melakukan yang terbaik terutama dipraktek supaya terpilih. Waktu
terus berlalu tapi makin hari aku semakin pesimis. Kenapa? Melihat
temanku yang menyelesaikan tugas gambar dengan sangat cepat,
mendengar teman-temanku dikelompok kecil yang ternyata jauh lebih
cepat dibandingkan aku membuat aku semakin pasrah dan akhirnya
menghapus mimpi. “Pasti mereka” aku tak mampu berharap lagi, dan
akhirnya aku hanya berusaha yang terbaik tanpa berpikir aku harus
terpilih. Setidaknya itu membuatku lebih baik daripada harus
memikirkan sesuatu yang membuatku terpuruk. Akhirnya tahun keduaku
berakhir dan melanjutkan ditahun ketiga, tahun terakhirku di SMK ini.
Mimpi yang terwujud
kelas XII baru kujalani beberapa minggu sampai pada waktunya temanku
berkata bahwa aku terpilih untuk diseleksi dalam LKS tahun ini. Tidak
percaya rasanya aku bisa dipilih memang tidak langsung mewakili
sekolah tetapi aku terpilih dari kelompokku sebagai wakilnya.lebih
kaget lagi saat aku mengetahui bahwa teman-temanku yang sangat cepat
dalam mengerjakan tidak terpilih. Ternyata ketelitian dan ketepatan
lebih diutamakan. Dan tanpa kusadari aku melakukan apa yang terbaik
dari ku sehingga aku bisa terpilih.
Dari 40 siswa terpilih 2 orang yang akan diseleksi unutk mewakili
sekolah. Hanya 2 minggu aku dan temanku berlatih. Kurang memang waktu
segitu tapi tetap berusaha maksimal. Pada akhirnya aku dan Adit
temanku harus diadu untuk dipilih. Dan Puji Tuhan aku berhasil
terpilih sehingga aku mewakili sekolah untuk LKS. Setelah terpilih
aku hanya punya waktu kurang dari 1mingu untuk perlombaan tingkat
Kota Surakarta. Saat itu hanya ada 3 sekolah yang ikut. Dan Puji
Tuhan aku menang lagi dan berhak mewakili kota Solo ke tingkat Jawa
tengah. Ini adalah prestasi terbesarku selama ini, karena sebelumnya
aku belum pernah mengikuti lomba apapun. Sebelum berangkat ke
Semarang aku dilatih dulu selama seminggu. Perjuangan yang berat
memang. Pagi harus masuk praktek bengkel sampai jam setengah 3, lalu
jam 4 lanjut berlatih untuk lomba sampai jam9 malam. Kulakukan itu
selama 5 hari. Ya karena keterbatasan waktu juga, jadi harus terus
berlatih. Akhirnya hari perlombaanpun dimulai selama 3 hari aku dan
pada hari terakhir saat pengumuman juara, aku meraih juara 3. sedikit
kecewa karena gagal mempertahankan gelar tetapi sangat senang karena
inilah prestasi terbaikku yang bisa kuraih hanya di Mikael. Thx
Mikael.
Tak terasa kurang 3 bulan lagi aku Ujian Nasional. Sudah makin
sedikit waktuku yang tersisa di SMK ini. Ujian praktek dan Latihan
Ujian sudah tinggal hitungan hari. Ujian Nasional cuma 1 bulan lagi.
Tapi diwaktu yang tinggal sedikit ini aku menyadari bahwa keraguanku
untuk masuk SMK ini, ketidaknyamananku saat masuk pertama kali disini
hilang sudah. Semua berganti rasa syukur karena aku tidak salah
memilih sekolah. Di SMK Mikael aku merasa dianggap. Di SMK Mikael ini
aku baru merasa berharga. Di SMK Mikael ini aku baru bisa
berprestasi. Di SMK Mikael ini juga aku bisa mewakili sekolah sampai
provinsi. Dari SMK Mikael ini juga lah yang membuatku bisa masuk ATMI
jalur prestasi. Dan yang terakhir karena SMK Mikael ini jugalah yang
membuatku makin tumbuh dan berkembang, dari segi COMPETENCE,
CONSIENCE, dan COMPATION. Terimakasih untuk seluruh keluarga besar
SMK Mikael Surakarta. :)
mas, waktu masuk ada test kemampuan teknik dan test gambar teknik nggak?
ReplyDelete